Kader Demokrat Konsisten Dengarkan dan Bantu Kesulitan Masyarakat Selaras Dengan Intruksi AHY - SEPUTAR IQ
INFORMASI BERITA HARI INI PERISTIWA TERUPDATE

Kader Demokrat Konsisten Dengarkan dan Bantu Kesulitan Masyarakat Selaras Dengan Intruksi AHY

Senin (03/10) di Magelang, Jawa Tengah. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meminta seluruh kader Demokrat untuk selalu turun ke lapangan dan membantu kesulitan masyarakat. Penegasan ini disampaikan AHY usai melantik 35 Ketua dan Pengurus DPC Partai Demokrat se-Jawa Tengah,

“Ayo turun ke lapangan, jangan pernah kita tinggalkan rakyat. Demokrat ada karena rakyat. Karena itu, saya berharap setelah pelantikan ini, Ketua DPC bisa segera merumuskan strategi untuk turun menyampaikan kegiatan positif, bertemu, dan membantu masyarakat secara langsung di lapangan,” tegas AHY.

AHY sendiri dalam setiap kunjungannya ke daerah, selalu menyempatkan diri untuk bertemu dan berdialog dengan berbagai kalangan.

“Kemarin (02/10) saya berdialog dengan 10 perwakilan warga yang saya rekam di kertas kecil ini,” kata AHY sambil menunjukkan notepadnya. “Saya biasakan setiap pertemuan dan dialog untuk selalu merekamnya, kemudian bersama-sama kita pikirkan, kita akan perjuangkan aspirasinya,” imbuhnya.

(Baca juga: Deklarasi Anies Jadi Capres 2024, Demokrat Menyambut Baik Langkah NasDem)

“Ini contoh saja, kemarin ada Mas Fani (24) guru honorer asal Wonosobo yang mengatakan gaji guru honorer rendah. Saat ini nasib mereka terumbang-ambing dan mereka berharap bisa seperti era Pak SBY ketika dalam 10 tahun ada 1,1 juta pegawai honorer atau guru yang diangkat menjadi PNS, yang sudah tidak terjadi lagi sekarang. Ini harapan di mana-mana, tidak hanya di Jawa Tengah," ucap AHY.

AHY juga menyampaikan keluhan dari perwakilan petani. “Yang kedua adalah Pak Rawuh Santoso (52) seorang petani asal Purworejo, mereka mengatakan bahwa pupuk itu mahal dan sulit didapat. Iya kan?” tanya AHY yang digaungkan oleh penonton lainnya.

“Masalah nasional ini, pupuk mahal di mana-mana, susah didapat, kalaupun hanya 20-30% untuk memenuhi sawah yang ada, sehingga produktivitas pertanian kita juga tidak bisa menopang kebutuhan kita,” ujar AHY.

Keluhan dari perwakilan UKM juga disampaikan oleh AHY. “Contoh lainnya adalah Ibu Andewi Sari (40), seorang pengusaha konveksi kecil di Kabupaten Semarang. Jadi harga jual pakaian itu turun, karena daya beli masyarakat kita rendah. Ongkos jahitnya sama, tapi ujung-ujungnya pendapatan turun, padahal niatnya supaya upah buruh dan upah pekerja juga bisa lebih layak, tapi tidak mampu karena daya beli masyarakat menurun,” tambahnya.

“Ini adalah contoh bagaimana semua orang saling terpengaruh karena ekonomi tidak tumbuh tinggi, karena kenaikan harga bahan pokok lainnya. Ini lagi-lagi harus menjadi perhatian kita. Masih ada keluhan lain dari masyarakat, namun semuanya bisa dikatakan mewakili permasalahan masyarakat dari berbagai daerah dan dari berbagai profesi di Jawa Tengah, untuk terus kita suarakan dan perjuangkan,” tutup AHY.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda
Tambahkan Komentar
Sembunyikan Komentar